Showing posts with label islam. Show all posts
Showing posts with label islam. Show all posts

Wartawan AnTV : Berbagai Pertanyaan Tentang Kasus Cikeusik

Ditulis oleh Hanibal Wijayanta
Journalist/Executive Producer · Mar 2006 to present · Jakarta, Indonesia

Ada beberapa pertanyaan kami tentang peristiwa yang terjadi di Cikeusik hari Minggu lalu. Apa yang sebenarnya terjadi?

Tentang kesan pembiaran dan ketidaksigapan polisi. Hari Jumat (4 Februari 2011), ketika massa sudah mulai berdatangan ke Umbulan, Cikeusik, Pandeglang, Banten, aparat lokal sebenarnya sudah tahu tentang hal itu. Polsek sudah mengerahkan polisi ke lokasi. Polres sudah tahu dan sudah siaga. Menurut kabar dari keluarga seorang kawan di ANTV, sejak Jumat itu aparat di seluruh Kabupaten Pandeglang sudah tahu kalau ada rombongan massa yang datang ke Cikeusik. Hari itu juga Suparman (tokoh Ahmadiyah lokal) dan keluarganya pun sudah dievakuasi polisi. Kemudian pada Sabtu malam (5 Februari 2011), massa Ahmadiyah datang dengan dua mobil dari Bogor dan Jakarta.

Menurut polisi, mereka telah menyuruh warga Ahmadiyah yang baru datang itu untuk pergi/dievakuasi, tapi mereka menolak. Karena itu polisi pun meninggalkan lokasi. Pertanyaannya, mengapa polisi membiarkan mereka bertahan di situ? Mengapa polisi tidak berinisiatif untuk memaksa mereka pergi dan mengevakuasi ke tempat aman? Bukankah mereka sudah tahu bahwa kondisi sudah demikian gawat? Di sinilah terkesan polisi membiarkan bentrokan akan terjadi dengan menarik anggotanya dari lokasi. Bahkan kawan kami di redaksi bercerita bahwa saudaranya yang bekerja di pemda Pandeglang bertanya-tanya, mengapa bentrokan itu terjadi padahal seharusnya bisa dicegah karena sudah diketahui sejak awal.

Tentang Massa Ahmadiyah. Mengapa massa Ahmadiyah yang baru datang dengan dua mobil itu menolak dievakuasi? Ada kesan bahwa mereka memang sengaja mempersiapkan diri untuk menjadi martir karena kedatangan mereka jelas bakal memprovokasi massa yang sudah terpancing emosinya sejak dua hari sebelumnya. Lalu apa tujuan mereka? Apalagi massa Ahmadiyah itu sempat mengatakan bahwa mereka ingin bertahan sampai titik darah penghabisan. Mengapa? Apakah mereka memang berharap agar kasus ini meledak dan kemudian menjadi perhatian masyarakat di dalam dan luar negeri? Ataukah mereka dikorbankan untuk scenario berdarah ini?

Penggerak Massa: Dari gambar-gambar video yang muncul di Youtube maupun yang kami dapatkan sendiri di lapangan, tampak jelas bahwa pada awalnya massa tampak digerakkan oleh belasan orang berjaket hitam, sebagian berkaos t-shirt dan kemeja dan bersenjata golok. Yang menarik, mereka ini membawa tanda pengenal berupa pita biru di kerah, atau di dada atau di lengan atas.

Nah, tidak seperti massa cair yang cenderung bergerak setelah berkumpul banyak orang, belasan orang ini berjalan dengan langkah pasti, dengan jarak sekitar beberapa ratus meter, menuju rumah warga Ahmadiyah itu (rumah Suparman). Begitu sampai di depan pekarangan rumah Suparman mereka langsung menghajar warga Ahmadiyah yang berjaga di pekarangan dengan serangan memakai golok, bambu, batu dan lain-lain. Dari gerakan-geriknya, mereka tampak sudah sangat terlatih memainkan golok, mampu berkelit dengan tangkas dan berkelahi. Anehnya, ketika massa mulai nimbrung, pentolan-pentolan penggerak massa ini sudah tidak tampak lagi... Lalu ke mana mereka pergi?

Adanya beberapa kamera video yang sudah standby dari awal. Bagi orang televisi seperti kami, adanya gambar-gambar video yang menggambarkan peristiwa penyerbuan itu sejak awal hingga akhir sangat menarik. Sebab, dari cara mengambil gambarnya saja, sang cameraman terlihat cukup berpengalaman, dengan kamera yang cukup baik, dan yang lebih penting lagi kamera yang ada di lokasi itu tampaknya ada beberapa, minimal dua atau tiga buah, dengan posisi yang sangat bagus dan bisa bercerita banyak tentang peristiwa itu.

Mari kita lihat kamera pertama. Kamera pertama ini mengambil gambar long shoot ketika belasan orang berjalan dengan bergegas, dipimpin seorang lelaki berjaket hitam dan berkopiah hitam. Kamera ke dua mulai merekam ketika belasan orang itu semakin mendekati lokasi, berteriak-teriak, mulai dari long shoot kemudian medium shoot hingga si pemimpin masa sempat diambil gambarnya dalam jarak dekat secara closeup meski hanya sekilas. Lalu kamera bergerak pan ke kanan dan mengambil gambar ketika seorang polisi mencoba menahan massa tapi kemudian membiarkan mereka. Mengapa polisi tidak terus menahan mereka, mengeluarkan tembakan peringatan dan sebagainya? Apakah karena polisi itu melihat pita-pita biru yang dipakai belasan orang itu? Ataukah mereka saling kenal?

Selanjutnya ketika bentrokan awal mulai terjadi, tampak jelas betapa kamera yang mengambil gambar itu berada di belakang penyerbu. Yang menarik cameraman yang mengambil suasana bentrokan itu terkesan tidak takut dan seolah sudah saling mengenal dengan penyerbu, sehingga mereka bisa mengambil gambar dengan tenang. Hal itu pula yang terjadi ketika warga Ahmadiyah yang sudah ditelanjangi kemudian dipukuli dan dianiaya dengan sadis. Kamera tetap mengambil gambar tanpa takut, tidak dilarang untuk mengabadikan penganiayaan itu, dan bahkan mengambil gambar orang-orang yang mengambil gambar kekejaman itu dengan handphonenya.

Soal gambar-gambar video diupload di Youtube. Di Cikeusik kontributor kami memang terlambat sampai ke lokasi. Baru sore dia sampai lokasi. Tapi contributor kami ini datang bersama para wartawan dan kontributor dari media lainnya. Maka yang pertama kali dikirim dari lokasi peristiwa adalah gambar-gambar pasca kejadian. Mengirim gambar via streaming dari lokasi juga tidak bisa dilakukan dengan cepat, maka baru pada malam hari gambar pasca peristiwa terkirim dari warnet di kota kecamatan.

Nah, di saat kontributor televisi kerepotan ke lokasi dan kemudian mengirim gambar yang mereka dapat sendiri di kota kecamatan, ternyata gambar-gambar peristiwa bentrokan terjadi yang begitu jelas dan gamblang itu sudah diupload ke youtube pada Senin pagi 7 Februari 2011, dengan beberapa nama uploader. Ada yang dengan nama andreasharsono, amatkuat dan sebagainya. Lalu mengapa gambar-gambar itu bisa begitu cepat terkirim di Youtube, sementara kontri kami dapat gambar-gambar itu besoknya. Dari mana mereka mendapat gambar-gambar itu?

Ada tiga seri "video amatir" yang kami dapat dari lapangan. Pertama kami dapat dengan merekam langsung gambar itu dari kamera handphone seorang… petugas Kodim… Gambar itu identik dengan salah satu gambar video kekerasan di Cikeusik lewat Youtube yang menggambarkan suasana saling lempar dan bacok antara warga Ahmadiyah melawan penyerang.

Gambar kedua adalah gambar terpanjang, sekitar 10 menit. Gambar ini kami dapat ketika reporter kami sedang berada di sebuah warnet di kota kecamatan Cikeusik. Saat itu ada seorang polisi di sana. Karena koordinator liputan daerah meminta gambar video amatir yang lain –selain yang pertama--, maka reporter itu langsung berinisiatif meminta kepada si polisi, "Punya video amatir soal penyerbuan kemarin nggak, Pak?" Polisi itu menjawab, "Ada tuh di computer yang kamu pakai, tadi barusan ditransfer…" (???) Yang menarik, gambar ini sama dengan gambar video yang isinya pembakaran dan penganiayaan sadis warga Ahmadiyah yang diupload di Youtube.

Video ketiga didapat reporter kami dari seorang warga yang mengambil gambar dengan handphonenya ketika suasana mulai agak reda sampai penganiayaan. Kualitas ketiga video ini berbeda-beda. Yang pertama karena diambil dengan kamera handphone langsung sangat berbeda dengan video gambar cenderung flat dan tidak begitu kelihatan detailnya. Gambar ke dua lebih detail dan gambar pun stabil. Sedangkan gambar ketiga karena dari kamera handphone sederhana kualitas gambar lebih buruk.

Namun gambar yang detail kami dapat kemudian, sebagaimana gambar video yang diupload di Youtube, tergambar secara detail suasana kedatangan para penggerak massa, sampai masuk ke pekarangan dan bentrokan awal, kualitas gambarnya jauh lebih bagus. Gambar video ini juga lebih bercerita, dengan berbagai sudut pengambilan gambar yang bagus, cara mengambil gambar pun tampak lebih professional. Lalu siapa yang mengambil gambar ini? Mengapa pengambilan gambarnya begitu professional? Mengapa mereka kelihatan tidak berkonflik dengan penyerang? Lalu apa motif mereka?

Hingga kini kami masih belum menyimpulkan dalang kasus ini secara pasti. Tapi paling tidak, kami jadi bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Siapa yang sedang bermain-main dengan nyawa manusia?


Wartawan AnTV : Berbagai Pertanyaan Tentang Kasus Cikeusik

Buku Putih terkait kerusuhan di Temanggung - FUIB (Forum Umat Islam Bersatu)

Peristiwa kerusuhan berlatar belakang penistaan agama di Temanggung pada Selasa (8/2/2011) menyebabkan umat Islam Temanggung yang faktanya adalah sebagai KORBAN penistaan agama, justru menjadi pihak yang TERTUDUH ulah beberapa media yang tidak seimbang. Terkait perihal tersebut, FUIB (Forum Umat Islam Bersatu) melahirkan sebuah BUKU PUTIH, berikut lengkapnya:

Mukadimah

Sehubungan dengan peristiwa kerusuhan berlatar belakang penistaan agama di Temanggung pada hari Selasa, 8 Februari 2011, munculah pemberitaan di media baik elektronik maupun surat kabar yang tidak seimbang. Dalam hal ini ummat Islam sangat dirugikan karena pemberitahuan tersebut menempatkan ummat Islam sebagai pelaku atas semua kerusuhan yang terjadi. Sehingga umat Islam Temanggung yang faktanya adalah sebagai KORBAN penistaan agama, justru menjadi pihak yang TERTUDUH.

Atas dasar kenyataan tersebut, perlu dibuat upaya pelurusan berita dengan data-data yang akurat dan obyektif baik di lapangan, maupun melalui saksi-saksi yang secara langsung melihat dan mengalami peristiwa tersebut. Maka perlu dilahirkan sebuah BUKU PUTIH untuk mengakomodasi data-data itu semua, demi menjaga ketertiban dan keamanan, khususnya di Temanggung dan sekitarnya, serta umumnya di seluruh wilayah NKRI.

Kronologi

  • Pada tanggal 23 Oktober 2010, Antonius Richmond Bawengan yang merupakan warga Duren Sawit, Jakarta Timur diketahui tertangkap tangan menyebarkan selebaran yang berisi penistaan agama. Salah satu selebaran itu diletakkan di depan rumah warga dusun Kenalan desa Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah, yang bernama H Bambang Suryoko.
  • Warga yang mengetahui perbuatan Richmond, bersama pengurus RT yang bernama Bp. Fatchurrozi (Fauzi), yang juga anggota Polsek Kaloran, langsung melaporkannya ke Polsek Kranggan, kemudian dilimpahkan ke Polres Temanggung.
  • Pada tanggal 21 November 2010. Oleh Kejaksaan Negeri Temanggung, berkas pemeriksaan sudah dinyatakan P21 (lengkap).
  • Sidang pertama digelar pada tanggal 13 Januari 2011 dengan agenda pembacaan dakwaan.
  • Sidang kedua digelar pada tanggal 20 Januari 2011 dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi
  • Sidang ketiga digelar pada tanggal 27 Januari 2011, dengan agenda pemeriksaan dua orang saksi dan seorang saksi ahli.
  • Sidang keempat digelar pada tanggal 8 Februari 2011, dengan agenda pembacaan tuntutan.
  • Pada sidang keempat setiap pengunjung sidang yang masuk ke area Pengadilan Negeri Temanggung diperiksa oleh petugas, untuk memastikan tidak adanya benda-benda terlarang yang mereka bawa ke area tersebut.
  • Setelah pembacaan tuntutan, massa mulai gelisah, hakim meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata pun, dan tersangka diamankan oleh aparat. Hal itu mengakibatkan suasana menjadi lebih gelisah dan massa menjadi tidak terkendali.
  • Kemudian beberapa tokoh ulama berusaha menenangkan pengunjung sidang. Diantara tokoh tersebut adalah KH Syihabuddin (pengasuh Ponpes Wonoboyo) dan KH Rofi'I (pengasuh Ponpes Di Kemuning).
  • Setelah sekitar 30 menit kemudian sidang dilanjutkan dengan agenda pembacaan vonis, tanpa pledoi terlebih dahulu. Hakim memutuskan hukuman 5 (lima) tahun penjara, sesuai denga tuntutan jaksa.
  • Dalam suasana ketegangan tersebut, beberapa orang melarang penggunaan kamera, baik yang dibawa wartawan maupun warga, sehingga massa pun terprovokasi menjadi lebih emosional. Apalagi sidang sebelumnya ada insiden pemukulan terhadap seorang pengunjung yang dilakukan oleh seorang Polisi bernama Kurniawan.
  • Ada provokasi sekolompok orang yang memecah kaca di Pengadilan Negeri Temanggung. Suasana pun semakin ricuh. Aksi pecah kaca pun kemudian berlanjut, dilakukan oleh orang-orang yang tidak dikenal, diikuti pembakaran ban di tiga titik di lingkungan Pengadilan. Tidak diketahui dari mana ban itu masuk. Padahal, sebelum masuk halaman pintu gerbang timur Pengadilan (hanya satu pintu gerbang yang dibuka), setiap pengunjung sudah diperiksa dengan seksama oleh petugas menggunakan metal detector
  • Di depan tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari para ustadz dan kyai yang sedang melihat jalannya sidang, dilemparkanlah gas air mata kemudian diikuti oleh suara tembakan. Menurut saksi mata, tidak ada tembakan peringatan terlebih dahulu.
  • Korban yang berhasil diketahui sampai saat ini ada 9 orang, dilarikan di Rumah Sakit. Empat orang diantaranya yang masih dalam perawatan adalah:
  1. Sholahuddin, 40 tahun. Putra pengasuh Ponpes Al-Munawar, Kertosari Temanggung. Luka tembak di kepala, dengan enam jahitan.
  2. Roy Hanif, 15 tahun. Asal Gandurejo, Ngablak, Magelang. Luka tembak di kepala dan pelipis kiri, bahu sebelah kiri berubah bentuk, dicurigai patah tulang.
  3. Suparman, 28 tahun. Luka 3 cm di daerah mata sebelah kiri.
  4. Madyo, 48 tahun. Asal Braol, Campursari, Ngadirejo, Temanggung. Korban dilempar batu dari jarak dekat oleh personil Brimob di taman kartini, depan stadion Bumi Phala, sekitar 300 meter dari pengadilan. Mengalami patah tulang di kaki sebelah kanan dan harus dioperasi.
  • Semua korban tersebut berobat atas biaya sendiri.
  • Kegelisahan massa semakin menjadi-jadi ketika putra pengasuh pondok Al-Munawwar Kertosari jatuh terkena tembakan, dan diisukan sampai meninggal dunia.
  • Pengunjung sidang dikejar-kejar polisi. Selain mengejar pengunjung, beberapa polisi juga merusak puluhan sepeda motor pengunung yang diparkir di seberang jalan Pengadilan Negeri.
  • Sebagian pengurus Forum Umat Islam Bersatu berlindung masuk ke Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah (PAY) dan menutup gerbang panti PAY untuk mengantisipasi masuknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
  • Namun polisi masih tetap mengejar mereka, di depan pintu gerbang PAY, polisi mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas "Neng kene celeng, asu PKI kabeh, pateni wae" (Di sini banyak babi hutan, anjing, saya bunuh". Polisi melemparkan gas air mata tiga kali ke halaman PAY
  • Setelah terjadi negosiasi antara pimpinan massa dan polisi akhirnya pemilik motor diperbolehkan mengambil motor. Namun mereka terlebih dahulu dipukuli dan diambil gambar motor dan pemiliknya. Saat itu polisi juga bertakbir dan berkata : "Polisi juga Islam". Takbir dilafazkan secara cengengesan sambil memukuli massa yang kelihatan mempunyai jenggot.
  • Sekelompok orang yang tidak di kenal di depan BPR Surya Yudha mengajak massa untuk melanjutkan aksi ke Parakan dan membakar gereja. Provokator serupa juga ada di sebelah barat. Sambil mengatakan "munafik" ke orang-orang yang tidak mau mengikutinya. Mereka terus mengajak massa untuk membakar gereja. Massa diam tidak bergerak mengikuti mereka. Lalu beberapa saat pembakaran gereja benar-benar terjadi. Tidak diketahui siapa kelompok yang membakar gereja tersebut.
  • Beberapa saksi melihat di dalam gereja sudah ada beberapa orang yg ikut memprovokasi massa untuk merusak gereja dengan memulai pelemparan. Ketika ditanya identitasnya, orang-orang tersebut tetap tidak menunjukkan, bahkan mereka langsung lari menghilang.
  • Saksi lain melihat ada orang bercadar sudah berada di dalam gereja pantekosta. Setelah gereja terbakar orang itu belari keluar sambil mencopot cadarnya dan bergabung dengan massa penonton.

Kesimpulan :
  • Adanya kesengajaan untuk memantik kemarahan massa dengan pelemparan gas air matadi depan para ustadz dan kyai.
  • Kerusuhan ini tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada kelompok tertentu yang memang merencanakannya.
  • Setiap pengunjung yang masuk ke halaman Pengadilan Negeri Temanggung harus diperiksa dengan ketat oleh petugas Polri sehingga sangat aneh ketika terjadi pembakaran ban di halaman Pengadilan Negeri Temanggung. Siapa yang melakukannya ? Siapa yang meloloskannya sehingga ban yang ukurannya sangat besar bias masuk ?
  • Salah satu pemicu kemarahan massa adalah ketidakadilan hokum dalam penanganan kasus ini.
  • Apa yang telah dilakukan oleh Antonius Richmon Bawengan oleh Antonius richmon Bawengan adalah perbuatan yang sangat berbahaya, sangat potensial untuk memecah belah sendi-sendi kehidupan bermasyarakat bahkan bias menyebabkan disintegrasi Negara Kesatuan republic Indonesia. Dan Antonius Richmon Bawengan terbukti memperlihatkan militansinya dan sangat terlatih untuk melakukan penistaan agama semacam ini. Penampilannya sangat tenang, SAMA SEKALI TIDAK MERASA BERSALAH dan dengan percaya diri menolak untuk didampingi pengacara. Bahkan informasi sementara yang kami himpun, ada indikasi kuat bahwa Antonius Richmon Bawengan juga melakukan aksi serupa di Poso yang memicu kerusuhan Poso, sebelum di temanggung. Namun Polri hanya mau menyelidiki apa yang telah dikerjakan oleh Antonius Richmon Bawengan di temanggung saja, tanpa mau menyelidiki latar belakangnya, latar belakang pendidikannya, organisasi yang memback up nya, siapa pendukung dananya, siapa aktor intelektual yang ada di baliknya. Padahal Forum Umat Islam Bersatu sangat yakin polisi punya kemampuan untuk mengungkap semuanya. Sikap polisi semacam ini akan memicu Antonius Richmon Bawengan untuk berbuat serupa di tempat lain.
  • Ada proses peradilan yang dilanggar sehingga berpotensi menjadikan terdakwa terbebas dari semua dakwaan ketika melakukan Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung. Pelanggaran tersebut adalah:
  1. Tidak adanya pengacara yang mendampingi terdakwa padahal ancaman hukumannya 5 (lima) tahun. Apakah ini kelalaian atau kesengajaan yang dilakukan oleh Majelis hakim PN Temanggung dalam upaya untuk membebaskan Antonius Richmon Bawengan melalui PK-nya nanti ?
  2. Sidang pembacaan tuntutan oleh jaksa itu tidak jelas statusnya, karena hakim meninggalkan ruang siding begitu saja, tanpa ada sepatah kata pun.
Seruan
  • Forum Umat Islam Bersatu mendesak kepada kapolri untuk mencopot Kapolda jawa Tengah dan Kapolres temanggung karena tidak bias menjalankan deteksi dini, tidak mampu mengantisipasi kerusuhan, tidak bias melakukan pembinaan anggotanya sehingga Polri yang seharusnya bias mencegah terjadinya kerusuhan, tetapi justeru menjadi salah satu penyebab utama massa menjadi beringas dan tidak terkendali.
  • Forum Umat Islam Bersatu menuntut aparat keamanan untuk mengusut tuntas kelompok dan actor intelektual di belakang Antonius Richmon Bawengan sebab keresahan massa dan provokasi yang memantik kerusuhan di Temanggung 8 February 2011 semuanya bermula dari kasus Antonius Richmon Bawengan. Bila kelompok dan actor intelektual ini tidak disentuh, sangat patut kuat diduga akan melanjutkan aksi ke daerah-daerah lain.
  • Forum Umat Islam Bersatu membentuk sebuah tim advokasi yang diberi nama TANGKIS (Tim Advokasi dan pelindungan Korban Penistaan Terhadap Islam) dan mengajak seluruh ahli hokum dan advokat untuk bergabung dalam tim ini.
  • Mendesak kepada DPRD temanggung dan atau Bupati Temanggung untuk membentuk Tim Investigasi Independen untuk menuntaskan kasus ini.


FUIB (Forum Umat Islam Bersatu)

Temanggung, 9 Februari 2011-02-10

Taufan Sugianto. S.Pd
Sekretaris

Inilah Cuplikan Buku yang Menghina Islam dari Temanggung

Inilah Cuplikan Buku yang Menghina Islam dari Temanggung

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG--Umat Islam bakal meradang jika membaca isi dari buku (stensilan) yang menjadi pemicu amarah sebagian warga kota Temanggung, Selasa (8/2). Buku yang diedarkan oleh terdakwa penistaan agama, Antonius Richmond ini terdiri atas dua judul. Yakni 'Saudara Perlukah Sponsor!!' (35 halaman)dan 'Ya Tuhanku Tertipu Aku' (60 halaman)

Keduanya juga tak menyertakan siapa penulisnya, kecuali sumber kutipan ayat maupun surat yang ada dalam Injil dan Quran. Namun jelas bahwa penafsiran Quran dalam buku ini cenderung subyektif dan dimanipulasi.

Misalnya, pada halaman 10 pada buku ''Saudara Perlukah Sponsor!!'. Pada pokok bahasa ke-3 dengan judul SPONSOR ALLAH. Dalam penjelasannya tertulis "ALLAH diperkenalkan oleh Muhammad, melalui dalil, tidak boleh dibantah. Dua kalimat syahadat yang menyatakan bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah. Tanpa bukti kekuasaan Allah. Muhammad tidak tercatat melakukan mujizat yang menjadi bukti kenabiannya (seperti Musa dan Yesus).

Di halaman 22 dengan judul Siapa Sesungguhnya Allah? Dikutip 'Allah pasti bukan Yang Maha Tinggi!. Sebab ajaran moral dari Allah kalah- luhur dari hukum insani (manusiawi) yang menghukum para pembunuh siapapun dia. Quran sendiri menunjukkan bahwa Allah adalah pakar tipu (QS.3:54; 8:30; dll). Jadi Allah serombongan dengan setan yang suka menipu, sewatak orang kafir yang suka menipu.

Masih di penjelasan judul ini, ditulis "Allah adalah Yang Maha Kuasa dan Muhammad adalah Rasul Allah (dua kalimat syahadat) tanpa pembukktian, melainkan dengan pendekatan kediktatoran. Yang menolak dalil. Muhammad akan berhadapan dengan pedang".

Sedangkan dalam buku 'Ya Tuhanku, Tertipu Aku! Pada halaman 60 tertulis 'Batu Hitam (Hajar Aswad) Betapa serius para calon haji mencium batu hitam yang dahulu kala jatuh dari langit (meteorite), demi sahnya titel haji yang mereka dambakan.

Tidak mereka sadari bahwa cungkup batu hitam (berwarna putih perak), sesungguhnya symbol kelamin wanita. Di sebelah sana mereka melempari 'jumrah' ke arah menara (yang mereka percaya sedang melempari jin). Padahal bagi antropolog menara ini merupakan simbol kemaluan lelaki. Mengapa demikian?".

Masih di buku ini, pada halaman 12 ditulis "konsep surga yang diajarkan Muhammad (Quran) penuh kerancuan dan tipuan. Surga adalah tempat untuk memuaskan nafsu kedagingan. Bahkan hal- hal yang diharamkan umat muslim dihalalkan di surganya Allah".

Sedangkan pada halaman 15 dengan judul ke-7 Umat Kristiani Tertipu Juga!. Tertulis "Janganlah anda menyeru Tuhan yang benar dengan 'Allah', yang jelas- jelas penipu".

Ditengarai judul 'Umat Kristiani Juga Tertipu' inilah yang memicu keberatan bagi umat Kristiani, karena didalamnya tegas tertulis Allah.