New Post Oscar Breakfast with Benjamin Millepied! - Natalie Portman



Natalie Portman steps out for a post-Oscar breakfast with her fiance and Black Swan co-star,Benjamin Millepied, on Monday (February 28) in Hollywood.
The 29-year-old pregnant actress won her first Academy Award last night! Nat wore a gorgeous violet silk chiffon draped gown by Rodarte on the red carpet.
Nat thanked her entire team, the cast and crew of Black Swan, her friends and her love during her speech.
FYI: Nat and Benjamin also brought along her beloved pup, Whiz, for breakfast.

Natalie portman oscars 2011 red carpet 01 New Images, or natalie portman oscar images.

Nice images og Jessica Alba & Ellen DeGeneres Pre-Oscar Party in Beverly Hills!


Jessica Alba: Breakfast with Cash & Honor!





Jessica Alba: Breakfast with Cash & Honor!






Natalie Portman - Oscars 2011 Red Carpet









Keterlibatan Facebook Dalam Revolusi Mesir


Setelah lama bungkam mengenai keterlibatan langsung Facebook dalam revolusi Mesir yang berakhir dengan jatuhnya Hosni Mubarak beberapa waktu yang lalu, kini Facebook tidak bisa lagi mengelak atas keterlibatan mereka dalam revolusi tersebut.

Mashable.com mencatat beberapa laporan yang menunjukkan keterlibatan terselubung dari beberapa pimpinan Facebook untuk mendukung revolusi tersebut.

Menurut Daily Beast, Facebook dilaporkan bekerja untuk melindungi identitas aktivis Mesir. Situs berita ini mengklaim memperoleh e-mail dari eksekutif Facebook dan para administrator dari sebuahPage di Facebook dengan nama We Are All Khaled Said yang merupakan awal mula pusat gempa revolusi digital ini. Facebook Page ini diciptakan untuk mengingat seorang laki-laki Mesir yang dibunuh musim panas lalu oleh polisi.

Lebih jauh Daily Beast mengatakan bahwa eksekutif Facebook mengambil langkah-langkah yang tidak biasa untuk melindungi identitas para pemimpin protes selama pemberontakan Mesir. Pada tanggal 25 Januari awal mula revolusi mesir tersebut, pemrotes di Mesir yang tidak mungkin dapat menghubungi teman-teman mereka di seluruh Mesir untuk mengadakan demonstrasi secara serentak. Seorang admin dari sebuah Page di Facebook telah meminta bantuan top executive Facebook untuk membantunya menyebarkan email.

Tidak lama kemudian Page di Facebook tersebut menjadi sangat populer dan menjadi tempat online bagi para demonstran untuk berkumpul serta menjadi awal gerakan revolusi tersebut. Setiap hari selalu ada update di wall dan sebanyak 400 ribu fans. Page ini memuat berbagai permohonan ber-api-api agar para pendemo di Mesir bergabung. Para pemrotes terus bergabung hal ini membuat kekhawatiran bagi administrator page yang bernama We Are All Khaled Said tersebut. Administrator merasa pemerintah regim Mubarak akan melancarkan serangan cyber untuk menutup Page tersebut atau menangkapi para pengelolanya. Sampai pada titik ini belum jelas apakah Facebook memberikan bantuan.

Halaman Facebook We Are All Khaled Said, sumber:https://www.facebook.com/ElShaheeed

Di suatu malam tanggal 25 Januari tersebut, Richard Allan, Direktur Kebijakan Facebook untuk Eropa merespon kekhawatiran administrator Page di Facebook tersebut dengan mengatakan:

We have put all the key pages into special protection,” he wrote in an email. A team, he said, “is monitoring activity from Egypt now on a 24/7 basis.”

Ini artinya secara resmi atau tidak (melalui pribadi Richard Allan) Facebook telah memberikan perlindungan khusus terhadap Page We Are All Khaled Said agat tidak mudah diserang pemerintah Mesir atau agar pengelolanya tidak mudah untuk ditangkapi.

Dengan memberikan perlindungan istimewa terhadap page ini, Facebook telah memainkan peran sebagai tempat berkumpul para aktivis pro revolusi Mesir untuk menyatukan kekuatan mereka dan untuk terus berdemo, menggalang kekuatan selagi Hosni Mubarak tidak juga mau turun dari jabatannya. Namun Richard Allan menolak untuk mengomentari hal ini. Ia sendiri bergabung dengan Facebook pada bulan Juni 2009. Dalam sebuah wawancara di bulan Agustus dengan Financial Times, ia mengatakan bahwa di antara tanggung jawabnya adalah melakukan deal dengan sensor, kebebasan berbicara dan privasi, serta mempromosikan Facebook untuk kepentingan umum.

Dengan latar belakang sebagai seorang yang suka kebebasan berbicara dan anti sensor serta ditempatkan pada posisi yang cukup menentukan di Facebook bukan tidak mungkin Richard Allan telah menggunakan posisinya baik resmi atau tidak untuk mendukung revolusi Mesir. Seorang mantan pegawai Facebook mengatakan bahwa Richard Allan memiliki kekuatan untuk mengirimkan email kepada siapa saja yang berkepentingan dalam situasi tertentu.

Dengan demikian, sengaja atau tidak memang Facebook telah berperan cukup banyak dalam revolusi Mesir yang berhasil menumbangkan rezim Hosni Mubarak tersebut. Setelah berhasilnya revolusi tersebut, peningkatan pengguna Facebook Mesir meningkat secara mengejutkan. Tidak tahu juga apakah keberhasilan revolusi tersebut membuat warga Mesir merasa harus berterimakasih kepada Facebook dengan beramai-ramai menjadi anggotanya.

Menarik juga dilihat, pemadaman jaringan internet oleh pemerintah Mesir selama beberapa hari tidak menyurutkan api revolusi di Mesir padahal Facebook hanya dapat ditengok jika ada koneksi internet. Hal ini menandakan, bahwa gelombang revolusi tersebut ternyata sudah cukup besar, Facebook berperan menyatukan gelombang tersebut dan ketika telah bersatu, tidak dapat lagi dihentikan walaupun dengan memutuskan koneksi internet.

    Salman Khan Wallpapers And Full Biography






















    Salman Khan-Salman Khan is a Bollywood Actor

    Born Abdul Rashid Salim Salman Khan

    27 December 1965 (1965-12-27) (age 44)
    Indore, Madhya Pradesh, India

    Occupation Film actor, Television presenter, Screenwriter

    Years active 1988 – present

    Parents Salim Khan

    Salma Khan

    Website

    http://www.salmankhan.net

    Salman Khan; born Abdul Rashid Salim Salman Khan on 27 December 1965) is an Indian film actor who appears in Bollywood films.


    Salman Khan is the son of the legendary writer Salim Khan

    Salman Khan, who made his acting debut with the film Biwi Ho To Aisi (1988), had his first commercial success with the blockbuster Maine Pyar Kiya (1989), and won a Filmfare Best Male Debut Award for his performance. He went on to star in some of Bollywood's most successful films, such as Saajan (1991), Hum Aapke Hain Kaun (1994), Karan Arjun (1995), Judwaa (1997), Biwi No.1 (1999), having appeared in the highest earning films of six separate years during his career.

    In 1999, Salman Khan won a Filmfare Best Supporting Actor Award for his extended appearance in Kuch Kuch Hota Hai (1998), and since then has starred in several critical and commercial successes, including Hum Dil De Chuke Sanam (1999), Tere Naam (2003), No Entry (2005), Partner (2007), Wanted (2009) and Dabangg (2010), which has become the second highest-grossing Bollywood film of all time after 3 Idiots. Khan has thus established himself as one of the most prominent leading actors of Hindi cinema.[1][2]

    Contents

    1 Biography

    1.1 Career

    1.1.1 1980s

    1.1.2 1990s

    1.1.3 2000s

    1.2 Personal life

    2 Controversies

    2.1 Legal troubles

    2.2 Relationship troubles

    2.3 Fatwas

    3 Awards and nominations

    3.1 Filmfare Awards

    3.2 Star Screen Awards

    3.3 Zee Cine Awards

    3.4 Bollywood Movie Awards

    3.5 IIFA Awards

    3.6 Indian Television Awards

    3.7 National Honour

    4 Filmography

    5 See also

    6 References

    7 Further reading

    8 External links

    Biography

    Career

    1980s

    Salman Khan made his acting debut in the 1988 film Biwi Ho To Aisi where he played a supporting role. His first leading role in a Bollywood movie was in Sooraj R. Barjatya's romantic family drama Maine Pyar Kiya (1989). The film went on to become one of India's highest grossing films.[3] It also won him a Filmfare Best Male Debut Award, and a nomination for Filmfare Best Actor Award. Maine Pyar Kiya was the biggest hit of 1989 in India, one of the most successful Bollywood movies of the 1980s, and it established Salman Khan's status in the industry.

    1990s

    1990 saw only one film release starring Khan, Baaghi, alongside southern actress Nagma. The film was a box office success,[4] and was followed by another successful year in 1991 when he starred in three hit films, Patthar Ke Phool, Sanam Bewafa and Saajan.[5] Despite these early successes, all of his 1992-1993 releases resulted in box office failures.

    Salman Khan clawed back his previous success in 1994 with his second collaboration with director Sooraj Barjatya in the romance Hum Aapke Hain Kaun, co-starring Madhuri Dixit. This film was the biggest hit of that year, and turned out to be one of Bollywood's highest grossing films ever, becoming the fourth highest earner of all time.[6] Apart from being a commercial success, the film was widely acclaimed and Khan was praised for his performance, earning his second nomination for Best Actor at the Filmfare. Three more films released that year featured Khan, none of which making a significant impact on the box-office as was the case with the previously mentioned title. He did however win praise for his performance in Andaz Apna Apna, alongside co-star Aamir Khan, which has gained a cult status since its release. In 1995 he cemented his success with Rakesh Roshan's blockbuster Karan Arjun, co-starring alongside Shahrukh Khan.[5] The film was the second biggest hit of the year, and his role of Karan once again put his name among the nominees for the Best Actor award at the Filmfare, which was eventually won by his Karan Arjun co-star Shahrukh Khan.

    1996 was followed by two successes. The first one being Sanjay Leela Bhansali's directional debut Khamoshi: The Musical, co-starring Manisha Koirala, Nana Patekar and Seema Biswas. Though a box office failure, the film was critically acclaimed. He next starred alongside Sunny Deol and Karisma Kapoor in Raj Kanwar's action hit Jeet.

    He had only two releases in 1997: Judwaa and Auzaar. The former was a comedy directed by David Dhawan co-starring Karisma Kapoor, where he played a dual role of twins separated at birth. The film was a box office hit. The latter, co-starring Shilpa Shetty failed to do well, but developed a cult following after its video release.

    Salman Khan worked in five different films in 1998, his first release being the comedy Pyaar Kiya To Darna Kya opposite Kajol, one of the biggest commercial successes of that year. This was followed by the moderately successful drama Jab Pyaar Kisise Hota Hai.[5] Khan played a young man who has to take a child who claims to be his son, under his custody. Khan's performance in the film earned him several positive notices and favourable reviews from critics. He rounded of the year with Karan Johar's directorial debut, Kuch Kuch Hota Hai. Co-starring alongside Shahrukh Khan and Kajol, he had only an extended cameo playing the role of Aman. However, it eventually turned out beneficial to him, as his performance earned him his second Filmfare Award under the Best Supporting Actor category.

    In 1999, Salman Khan starred in three hit films: Hum Saath-Saath Hain: We Stand United, which reunited him with Sooraj Barjatya for the third time; Biwi No.1, which became the top grossing film that year; and Hum Dil De Chuke Sanam, which was a major critical success, and earned him another Best Actor nomination at the Filmfare.

    2000s

    In 2000, Salman Khan acted in six films, most of which failed critically and commercially, except for the two moderately successful films, Har Dil Jo Pyar Karega and Chori Chori Chupke Chupke, both of which co-starred Rani Mukerji and Preity Zinta. His performance in Chori Chori Chupke Chupke, the release of which was delayed until 2001, was received well. The film was one of the first Bollywood movies to handle the issue of surrogate childbirth; Khan played the role of a rich industrialist, who hires a surrogate mother after his wife becomes infertile. Critics noted his turn towards a more serious role, which reportedly had more substance in comparison to his previous roles.[7][8] In 2002 he starred in the delayed release Hum Tumhare Hain Sanam which was semi-hit at the box office.

    Salman Khan's following releases failed at the box office until he made a comeback in 2003 with Tere Naam. The film was a major earner and his performance was praised by critics, with film critic Taran Adarsh noting, "Salman Khan is exceptional in a role that fits him to the T. He breathes fire in sequences that demand uneasiness. But beneath the tough exterior lies a vulnerable person and this facet in particular comes to the fore in the latter reels. His emotional outbursts are splendid..."[9] He subsequently continued his success at the box office, with comedies like Mujhse Shaadi Karogi (2004) and No Entry (2005).[5] 2006 was an unsuccessful year for him when Jaan-E-Mann and Baabul both failed to do well at the box office.

    Salman Khan started 2007 with the ensemble film Salaam E Ishq which failed to do well at the box office. His next release Partner did very well at the box office, receiving a blockbuster verdict.[10] He next appeared in his first Hollywood movie, Marigold: An Adventure in India opposite American actress Ali Larter. Telling the love story of an Indian man and an American woman, the film was a major failure, both commercially and critically.

    Salman Khan starred in three films throughout 2008, all of which underperformed,[11] though his second film of the year, Heroes, met with praise from critics.

    Salman Khan hosted the second season of 10 Ka Dum in year 2009 which turned out to be even more successful than his first season as host of the game show in year 2008. The show got very high TRPs for Sony Entertainment Television and according to reports, the show helped Sony TV regain its third position in the Indian television ratings.[12]

    Salman Khan's first film of 2009, Wanted directed by choreographer turned director Prabhu Deva was declared a smash hit in its first weekend of release itself. The action film turned out to be a huge success. The movie got more recognition for its slick action sequences performed by the actor himself. In the same year, he appeared in two other films, Main Aurr Mrs Khanna and London Dreams, both of which were failures at the box office.

    His first release of 2010, Anil Sharma's Veer underperformed at the box office. Khan's recent film, Dabangg produced by his brother Arbaaz Khan, was released on September 10, 2010. It made a record opening at the box office[13] and was declared an all time blockbuster which is Khan's 4th time.[14]

    Personal life

    Salman Khan is the eldest son of celebrated screenwriter Salim Khan and his first wife Salma Khan (maiden name Sushila Charak). His stepmother is Helen, a famous former Bollywood actress, who has co-starred with him in Khamoshi: The Musical (1996) and Hum Dil De Chuke Sanam (1999). He has two brothers, Arbaaz Khan and Sohail Khan, and two sisters, Alvira and Arpita. Alvira is married to actor/director Atul Agnihotri.

    Salman Khan studied at The Scindia School, Gwalior for a few years along with younger brother Arbaaz.

    Salman Khan is a dedicated bodybuilder, and is famous for taking off his shirt in movies and stage shows alike. In 2004, he was voted seventh best-looking man in the world and the best looking man in India by People magazine, U.S.[15] Khan has been involved in several charities during his career.[16]

    On 11 October 2007, Khan accepted an offer from Madame Tussauds wax museum in London to have a wax replica made of himself. His life-size wax figure was finally installed there on 15 January 2008, making him the fourth Indian actor to have been replicated as a wax statue in the museum.[17][18]

    Controversies

    Legal troubles

    On 28 September 2002, Salman was arrested for rash and negligent driving. His car had run into a bakery in Mumbai; one person who was sleeping on the pavement outside the bakery died and three others were injured in the mishap.[19] Charges of culpable homicide were laid against him, but later dropped, and he was found not guilty. However, he will still have to stand trial for a series of lesser charges pertaining to the incident.[20]



    On 17 February 2006, Khan was sentenced to one year in prison for hunting an endangered species, the Chinkara. The sentence was stayed by a higher court during appeal.[21] On 10 April 2006, Salman was handed a five year jail term for hunting the endangered Chinkara. He was remanded to Jodhpur jail, and remained there until 13 April when he was granted bail.[22] On 24 August 2007, the Jodhpur sessions court, upheld the 5 year jail term for Khan in the Chinkara poaching case by turning down his appeal against the 2006 judgement. At the time of the hearing, he was busy with a shooting elsewhere, while his sister attended the proceedings.[23] The day after, he was placed under police arrest in Jodhpur after a Rajasthan court upheld a prison sentence passed upon him for poaching. On 31 August 2007, Khan was released on bail from the Jodhpur Central jail where spent six days.

    Relationship troubles

    His turbulent relationship with actress Aishwarya Rai was a well publicised topic in the Indian media, and had constantly filled gossip columns.[24] After their break-up in March 2002, Rai accused him of harassing her. She claimed that Khan had not been able to come to terms with their break-up and was hounding her; her parents lodged a complaint against him.[25]

    In 2005, news outlets released what was said to be an illicit copy of a mobile phone call recorded in 2001 by the Mumbai police. It appeared to be a call in which he threatened his ex-girlfriend, Aishwarya Rai, in an effort to force her to appear at social events held by Mumbai crime figures. The call featured boasts of connections to organized crime and derogatory comments about other actors. However, the alleged tape was tested in the government's Forensic lab in Chandigarh, which concluded that it was fake.[26][27]
    Fatwas

    In September 2007, a Muslim organisation issued a fatwa against Khan for attending a Ganesh puja. Stating that Islam prohibits idol worship, the organisation stated that unless Khan reads the kalmas — the declaration of faith — all over again, he will not be considered a Muslim. In addition to that, Khan celebrated the Ganesh Mahotsav with his family in Bandra; they brought a Ganesh idol for one day for the sake of his stepmother, Helen. Khan was among the group who danced in the procession. His father responded by criticising the fatwa and stated that Salman had done nothing wrong.[28]

    Another fatwa was raised against Khan by a Muslim cleric in India, mufti Salim Ahmad Qasmi, for allowing Madame Tussauds in London to make a wax model of himself. The mufti said the statue is illegal and the Sharia forbids depictions of all living creatures. This created speculation in the press, as no fatwa was released against fellow Muslim, Shahrukh Khan who also has a wax model in the museum. Salman responded by saying, "These fatwas are becoming a joke".[29]

    The fatwa was raised upon Khan again in September 2008, for celebrating the Ganeshotsav Hindu ceremony at his home with the family. The fatwa was raised by the member of the Advisory Council, Jama Masjid, in New Delhi. On this occasion, his father, Salim, again questioned the fatwa and criticised those who raise it






    2011 Shakira Hot Actress

    2011 Shakira2011 Shakira Wallpapers
    2011 Shakira2011 Shakira Hot Review
    2011 Shakira2011 Shakira New Year

    GREEN BAY, Wisconsin - The Colombian firecracker Shakira had just finished performing before a sell out crowd at Green Bays' Box of Snow Balls Auditorium when she received the good news.

    She was informed by Tittle Tattle Tonight's Papaya Ruckusgarden that her 2011 Shakira The Firecracking Belly Dancer Nude Calendar had just hit the 3 million sales mark, eclipsing Heidi Montag's 2010 Heidi 'The Plastic Woman' Montag's Nude Calendar.

    Shakira was so excited she could hardly talk. When asked to comment she smiled and merely shook her world famous hips at the record breaking speed of 124 miles per hour.

    After taking a sip of some Jose Cuervo Tequila the South American beauty replied that she was honored. She giggled and said that when she was a little girl growing up in Barranquilla, Colombia she used to dream of one day appearing in a nude calendar and now her dream has finally come true.

    She took another sip of tequila and said that it is just too bad that her new boyfriend could not be with her to help her celebrate this momentous occasion.

    [EDITOR'S NOTE: Shakira recently broke up with Antonio De La Rua after a relationship that lasted 11 years and saw him follow her to over 145 countries watching her gyrate the hips that Larry King once called, "The Fastest Darn Hips In

    Shakira informed Papaya that she will be in California in a few days where she will be autographing her calendar at the world famous La Brea Tar Pits.

    The woman whose full name is Isabel Mebarak Ripoll says that she plans to give part of the profits from the sale of the calendar to the good sisters of Our Lady of The Coffee Growers Convent in Bogota, Colombia so that they can purchase some much needed new nuns habits.

    Shakira was especially excited due to the fact that her brand new boyfriend 22-year-old Manchester United football (soccer) star Chicharito is flying in from England to be with her at the La Brea Tar Pits calendar signing.

    Shakira Hot Looking Smart


    Shakira hot Photo
    shakira hot

    shakira hot pics
    Shakira hot

    Shakira Hot Review
    Shakira hot

    Shakira World Top Singer and Dancer

    ShakiraShakira wallp
    ShakiraShakira images
    ShakiraShakira haiti
    ShakiraShakira Wolf
    ShakiraShakira Sexy
    ShakiraShakira Photo
    ShakiraShakira

    Shakira Isabel Mebarak Ripoll (born February 2, 1977), known professionally as Shakira is a Colombian singer, songwriter, musician, record producer, dancer, and philanthropist who emerged in the music scene of Colombia and Latin America in the early 1990s. Born and raised in Barranquilla, Colombia, Shakira revealed many of her talents in school as a live performer, demonstrating her vocal ability with rock and roll, Latin and Middle Eastern influences with her own original twist on belly dancing. Shakira is a native Spanish speaker and also speaks fluent English and Portuguese as well as some Italian, French and Arabic.

    After commercial flops with local producers on her first two albums, and being little-known outside Colombia, Shakira decided to produce her own brand of music. In 1995 she released Pies Descalzos, which brought her great fame in Latin America and Spain, and her 1998 album ¿Dónde Están los Ladrones? was a critical success selling over 10 million copies worldwide. In 2001, aided by the worldwide success of her first English single "Whenever, Wherever", she broke through into the English-speaking world with the release of Laundry Service, which sold over 15 million copies worldwide. Four years later, Shakira released two album projects called Fijación Oral Vol. 1 and Oral Fixation Vol. 2. Both reinforced her success, particularly with the best selling song of the 2000s, "Hips Don't Lie".

    She has won two Grammy Awards, seven Latin Grammy Awards, twelve Billboard Latin Music Awards and has been Golden Globe-nominated. She is also the highest-selling Colombian artist of all time, and the second most successful female Latin singer after Gloria Estefan, having sold over 60 million albums worldwide according to Sony Music. Her U.S. album sales stand at 9.6 million.

    Additionally, she is the only artist from South America to reach the number-one spot on the U.S. Billboard Hot 100, the Australian ARIA chart, and the UK Singles Chart. Shakira was given a star on the Hollywood Walk of Fame in 2009, along with other celebrities such as Cameron Diaz, Robert Downey Jr, and Hugh Jackman. In the fall of 2009, Shakira released her sixth album She Wolf worldwide. Shakira was ranked the 76th artist of the 2000–10 artist of the decade by Billboard.

    Shakira's "Waka Waka (This Time for Africa)", was chosen as the official song for the 2010 FIFA World Cup. The song has received generally positive critical reception, and has become a worldwide smash hit and the biggest selling World Cup song of all time. On YouTube, the English version of the music video is the 3rd most watched video of all time with over 300 million views. Her seventh studio album, the bilingual Sale el Sol, was released October 19, 2010.
    Shakira's videos recently surpassed a billion views on Youtube, making her the third most-viewed artist of all time.

    Misteri Gempa Yogya 2 Tahun Silam Terungkap Lewat Foto

    Setelah 2 Tahun Bungkam Akhirnya Sang Nelayan Australia itu Mengungkapkan Rasa Bersalah nya yang gak kunjung Hilang terus menghantuinnya hari ke hari akhirnya sang nelayan Australia berhasil kami wawancarai, berikut ini sedikit kutipan dari hasil wawancara via phone :

    "Oh My GOD, I don't believe it, I only fell silent said nothing saw this incident and unintentionally immortalised this incident, but sorry from me because just now I revealed the very frightening mystery". Berikut Berapa Bukti Atas Kebenaran Sang Nelayan Australia Tersebut :
    Hasil Jepretan Sang Nelayan :
    Setelah Banyak Mengorek Banyak Info dari Sang Nelayan, sebelum ledakan nuklir itu terjadi ada pesawat berbentuk aneh berwarna gelap menghiasi pagi itu, tapi Sang Nelayan Tidak Begitu Memperdulikannya, Tapi setelah sekian menit ledakan muncul dan Sang Nelayan Kaget Sampai Terperanjat.

    "Oh My GOD, I was very startled, his light like that dazzled"

    Dan Kami Berhasil Melakukan Pengambilan Gambar di Pantai ParangTritis :


    Dan berikut video detik detik ledakan itu terjadi



    sumber : http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/misteri-gempa-yogya-2-tahun-silam.html

    Biadab, Kedok Amerika Dibalik Tragedi Tsunami Aceh Terbongkar

    Mungkin ini berita lama tapi saya tertarik untuk mengulasnya lagi mengingat banyaknya kerusuhan yang melanda negera2 islam di dunia. Misteri rahasia tsunami di Aceh.

    Dulu Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi Sudjana SH Msi mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut.

    Pendapat Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog menyoal seratus hari pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di Solo. "Melalui pendapat dan analisa yang dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls, saya sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu diantaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu," katanya.

    Menurut Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah mengeluarkan travel warning kepada warganya agar tidak berkunjung ke Indonesia. Sementara masuknya kapal induk asing, cukup mengundang pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah kita. Dengan kata lain, Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di perairan kita.

    "Ada temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa pusat gempa terjadi di dekat pulau We. Sementara yang terjadi sesungguhnya di dekat pulau Nias dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala richter. Namun yang terjadi adalah sebuah gelombang susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS Exxon yang ada di sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada senjata pemusnah massal yang diarahkan ke sana," paparnya.

    Usai kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS Abraham Lincoln yang jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. Sementara Kopassus dan Pasukan Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya sebagai penanggulangan bencana sama sekali tak diturunkan. Sementara India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran tentara asing itu. Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh bukanlah akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat halus namun mematikan.

    "Kami menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. Karena negara itu justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana gempa sungguhan dan mana gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah terdeteksi dulu."

    Menurut Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang diledakkan di bawah laut akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara jika tsunami, ketinggian gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti yang terjadi di Aceh. "Sejarah juga mencatat, selamanya tsunami tidak berdampak membakar korbannya, karena air. Namun sempat ditemukan tiga orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan tubuh penuh oli."

    Disinggung rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS ingin menjadikan pangkalan militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan ditolaknya percepatan militer itu untuk segera mengakhiri bantuannya di sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan pasar bebas perdagangan AS. "Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga lemah. Apalagi TNI," jelasnya.

    Nah gimana menurut teman2 apa tsunami aceh itu mutlak bencana alam atau memang ada Negara adikuasa yang merancang semuannya.

    Seperti keadaan sekarang, beberapa negara Islam di timur tengah bisa mendadak kacau secara bersamaan. apakah mungkin rakyat ingin demokrasi ataukah ada Negara adi kuasa yang mengatur semuanya..

    http://situslakalaka.blogspot.com/2011/02/biadab-kedok-amerika-dibalik-tragedi.html

    Karlina, Sang Guru Anak-anak Orang Rimba




    Wanita lajang ini menjadi guru anak Orang Rimba bergabung dengan kelompok aktivis
    LSM Lingkungan Warung Informasi (WARSI). Dia sudah bergabung sejak 2009 silam, setelah setahun sebelumnya menggondol sarjana antropolog. Karlin, begitu sapaan akrabnya, memang tipe wanita yang suka petualang. Dia rela meninggalkan jauh keluarganya di Yogyakarta. Pilihannya ingin mengabdikan kemampuannya untuk anak Orang Rimba, suatu kelompok masyarakat pedalaman di Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) nan jauh dari hingar bingarnya hidup di perkotaan.

    "Ketika awalnya memilih pekerjaan seperti ini, sempat ada teguran dari orangtua. Ya mungkin semua orang juga berpikiran ingin hidup dan bekerja di tempat yang bersih, tidak seperti saya hidup di tengah hutan belantara," kata Karlin dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Tapi yang namanya hidup, merupakan pilihan dan kesenangan. Karlin bisa meyakinkan
    pada keluarganya, bahwa alternatif yang dipilihnya sebagai bentuk tantangan tersendiri dalam hidupnya. Hatinya terpanggil ingin mengabdi tanpa pamrih pada anak Orang Rimba ini, ketikanya di bangku kuliah sempat melihat sebuah iklan di TV. Di mana sosok wanita tangguh yang dikenal dengan nama Butet -kala itu bekerja di Warsi- menjadi guru anak Rimba.

    Dari sana, Karlin yang juga hobi panjat gunung ini merasa terpanggil. Dia ingin setelah meraih sarjana, kelak bisa bergabung bersama Warsi. Kelompok aktivis Warsi sendiri sejak tahun 1998 silam sudah membuat kelompok belajar alternatif untuk anak-anak Rimba itu.

    Kebetulan ketika itu Warsi membuka lowongan buat tenaga pengajar bagi anak Orang Rimba. Setelah bergabung, tahap awal Karlin harus beradaptasi dengan situasi dan suasana di lingkungan hutan belantara itu. Untuk menempuh jalur ke kawasan hutan, cewek bertubuh mungil ini, harus berjalan kaki menelusuri perbukitan. Di kawasan penyanggah TNBD, memang disana ada Posko Warsi. Dari sana, Karin harus beranjak kembali menuju perkampungan Orang Rimba. Paling dekat dari Posko Warsi, dia berjalan minimal satu jam. Namun demikian masih ada kelompok Orang Rimba lainnya yang jauh di tengah kawasan hutan yang harus ditempuh berjalan kaki selama 9 jam.

    "Kita tidur di Posko Warsi yang ada di pinggir taman. Orang Rimba baik-baik, bila mereka berhasil berburu, saya pasti diberi dagingnya," kata Karlin.

    Awalnya, Karlin tidak membayangkan kondisi Orang Rimba yang sesungguhnya. Fakta di
    lapangan, ketika pertama kali menginjakkan kaki di pemukiman Orang Rimba, dia terkejut ternyata masih ada rumah beratapkan terpal tanpa dinding. Kaum wanitanya hanya mengenakan kemben dan masih banyak anak-anak tanpa busana.

    "Walau sudah banyak baca buku tentang suku-suku di Indonesia, namun masih sulit dipercaya kalau zaman sekarang masih ada komunitas marginal seperti Orang Rimba," kata Karlin yang sebelum masuk UGM merupakan tamatan dari SMK Cipta Karya, Medan
    itu.

    Tidak terlalu sulit memang baginya beradaptasi dengan lingkungan Orang Rimba. Ini dimungkinkan, karena aktivitas Warsi selama ini sudah cukup dekat dengan masyarakat
    Rimba. Sehingga dengan membawa nama Warsi, kelompok masyarakat Rimba bisa menerima dengan terbuka.

    "Senangnya mereka selalu terbuka dengan saya, mungkin karena mereka sudah percaya
    sama Warsi, jadi begitu saya masuk boleh dikata tidak ada halangan yang berarti dalam bergaul dengan mereka," lanjut gadis asal Yogyakarta ini.

    Tugas mengajar menulis dan berhitung dijalankannya dengan senang hati. Ada sekitar 30-an anak Rimba yang membutuhkan tegananya. Dari jumlah itu, mereka tidak satu lokasi. Mereka terdiri dari kelompok yang berbeda dan lokasi yang berbeda.

    "Kebetulan anak-anak rimba sangat cepat menangkap, dan mereka sangat antusias setiap kali belajar," ujar Karlin.

    Proses belajarnya, Karlin harus berdiam diri selama dua pekan di dalam hutan dua pekan lainnya beristirahat di Kota Jambi. Papan tulis dan kapur serta sejumlah buku, pena dan pensil selalu menyertainya, dalam setiap kunjungan ke komunitas Orang Rimba.

    "Kalau kertasnya habis, ya kami pakai apa yang bisa untuk ditulis, kadang pakai kertas bekas bungkus rokok juga pernah," sebutnya.

    Proses belajarnya pun tidak sama dengan dunia pendidikan normal yang memiliki ruangan kelas yang bagus. Anak-anak Orang Rimba ini belajar di alam terbuka. Mereka duduk bersama di bawah pohon rindang, kadangkala mereka belajar di tepi sungai. Tidak ada juga jam pelajaran sebagaimana umumnya. Perlu kesabaran ekstra agar dapat
    mengumpulkan anak-anak Rimba itu.

    "Kapan mereka kumpul, baru kita belajar. Jadi bisa saja belajarnya pagi, siang atau sore. Kalau malam jelas tidak bisa, karena tidak ada listrik," kata Karlin.

    Dalam bertugas, tidak hanya sekadar mengajar baca dan tulis saja. Lembaga tempat dia bekerja juga melakukan advokasi untuk pendidikan anak-anak Orang Rimba. Sebagaimana misi Warsi yang juga menghubungkan Orang Rimba dengan jalur pendidikan formal, terutama untuk Orang Rimba yang berada dekat dengan fasilitas pendidikan.

    "Ada juga Orang Rimba yang sudah dekat dengan pemukiman, seperti Orang Rimba di Desa Kedudung muda, mereka sekitar 2 jam perjalanan keluar rimba sudah ketemu sekolah formal. Untuk anak-anak di kelompok ini, kami usahakan mereka untuk bisa mengikuti pendidikan sekolah formal," jelas wanita berkulit kuning langsat ini.

    Bagi anak-anak yang dekat dengan sekolah formal ini, rata-rata mereka telah mengikuti sekolah alternatif yang diselenggarakan Warsi. Mereka sudah bisa membaca, menulis dan berhitung serta sedikit pengetahuan umum. Kemudian mereka didaftarkan ke sekolah terdekat untuk mengikuti sekolah kelas jauh.

    "Mereka kita daftarkan di sekolah formal, walau bukan langsung sekolah setiap
    harinya, namun diatur jadwalnya dengan guru sekolah bersangkutan. Kemudian dipilih
    tempat untuk pertemuan, biasanya dilakukan di kantor lapangan kita," tambah Karlin.

    Hasilnya lumayan, dalam beberapa tahun ini anak-anak rimba sudah ada yang mengikuti
    ujian persamaan UAN. "Walau belum terlalu banyak, tapi tahun kemarin sudah ada 3 orang yang lulus UN, namun sayang mereka belum lanjut ke jenjang berikutnya, lagi-lagi terkedala jarak yang jauh dengan SMP terdekat," kata Karlin.

    Tidak hanya itu, sebaran Orang Rimba yang cukup luas, yang terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu di TNBD, selatan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) dan sepanjang jalan lintas Sumatera mulai dari batas Jambi-Sumatera Selatan sampai Batas Jambi-Sumbar. Di beberapa tempat di Jalan Lintas, Warsi juga mengadvokasikan pendidikan formal untuk anak-anak rimba. Selain langsung menghubungkan dengan pihak sekolah, staf pendidikan juga melakukan advokasi ke pemerintah.

    "Bagaimana pun pendidikan hak semua orang, dan negaralah yang berkewajiban untuk memenuhi hak tersebut, kami dari Warsi mendorong supaya negara lebih tanggap dan lebih berkomitmen untuk pendidikan Orang Rimba," ucap Karlin.

    Apalagi sebagian besar Orang Rimba di jalan lintas sudah berintegrasi dengan kelompok masyarakat Melayu maupun masyarakat transmigrasi. "Sarana pendidikan sebenarnya sudah sangat dekat dengan mereka, hanya stigma yang dilekatkan kelompok masyarakat lain pada Orang Rimba seringkali menyebabkan mereka tidak diterima bersekolah di sekolah formal. Ini yang terus kami upayakan supaya negara dapat mengambil peran untuk memenuhi hak-hak masyarakat adat seperti halnya Orang Rimba," harap Karlin.

    sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/105801/1580963/608/karlina-sang-guru-anak-anak-orang-rimba?nd991107608

    Keterlaluan! Tahanan Wanita Dipaksa Oral Seks 3 Oknum Polisi


    foto ilustrasi


    Jayapura
    - Lagi-lagi aksi anggota polisi di Papua mencoreng korps Polri. Setelah pekan lalu, 4 oknum polisi menggauli seorang ABG berumur 15 tahun, kali ini lagi-lagi ada empat oknum polisi yang bertindak tidak senonoh. Mereka memaksa seorang tahanan wanita melakukan oral seks.

    Sebut saja Bunga, sang wanita itu. Dia ditangkap dan ditahan polisi sejak November 2010 karena kasus perjudian. Bunga yang tidak berdaya di tahanan itu telah mendapat perlakuan tak terpuji dari tiga oknum polisi bejat itu pada bulan November 2010, tak lama setelah masuk tahanan.


    Namun, kasus ini baru terendus pers, usai Bunga dipindahkan ke sel Lembaga Pemasyarakatan (LP) Abepura.


    Kapolda Papua Irjen Bekto Suprapto saat dikonfirmasi pers, Senin (28/2/2011) membenarkan perilaku memalukan bawahannya itu. Bekto menuturkan, tindakan ketiga oknum itu sungguh sangat memalukan dan mencoreng institusi. "Tindakan mereka sangat biadab dan memalukan," tegas dia.


    Menurut Bekto, ketiga pelaku sudah mengakui perbuatan tercela tersebut. "Selain ketiga oknum itu sudah mengakui perbuatannya, korban juga sudah mengaku," aku dia.


    Kapolda juga mengatakan bahwa ketiga pelaku sudah diberi sanksi. Namun, sayangnya, ketiga pelaku ini hanya diganjar hukuman disiplin.


    sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/02/28/192725/1581586/10/keterlaluan-tahanan-wanita-dipaksa-oral-seks-3-oknum-polisi?nd991103605

    Pesta Ini Pesta Kami Rakyat Tangsel Bukan Sekedar Pesta Para Petarung

    Usai sudah gelar Pilkada Ulang Tangsel 27 Feb 2011 yang berdasar hasil Quick Count dimenangkan pasangan no.4 Airin - Benyamin.
    Ada masa saya tak peduli siapa para petarung itu, ada masa saya tertarik mencermati mereka satu persatu dan ada masanya saya harus menentukan pilihan karena ini Pesta Kami, Pesta Rakyat bukan Pesta Para Calon Elite Penguasa.

    Pesta ini layak dinikmati, walau harap tak serta merta terwujud seperti mimpi yang diimpikan.

    Ada suka, ada puja, ada hujat ada maki, semua ditabur hanya demi masa depan penuh harap.


    Ada tali yang tersambung, ada utas yang terputus, tapi bukan menghilangkan keduanya, masih ada salam yang tak lekang, masih banyak kesamaan yang terlupa, masih ada sapa diatara kecam sesaat.

    Pilhan ini bukan semata mencari pemenang, pilihan ini langkah awal jelang pertarungan yang sebenarnya, pertarungan panjang mengawal percaturan elite kekuasaan., pertarungan menyamakan tujuan antara Rakyat dan Pimpinannya.


    Bila aku memilih A hari ini, aku memilihnya dengan bersiap untuk kecewa. Aku juga memilihnya bukan untuk selama-lamanya. Aku hanya memilihnya sebagai sarana yang saat ini kurang cacat di antara yang amat cacat – sarana sementara untuk mencegah luka lagi, meskipun pencegahan itu tak pernah pasti.
    Politik adalah tugas merambah jalan di belukar membuka celah agar keadilan itu datang. Terkadang tangan jadi kotor, hati jadi keras--dan itu menyebabkan rasa sedih tersendiri.
    Di depan belukar itu, kita berjudi dengan masa depan. Siapa yang menuntut kepastian penuh dari sejarah akan mendustai diri sendiri. Selalu ada saat untuk bertindak dan memihak – juga ketika kita menolak untuk bertindak dan memihak.
    Tapi pada saat yang sama juga ada saat untuk berdiri agak menjauh. Terkadang dengan ironi, terkadang dengan penyesalan, tapi selamanya dengan kesetiaan: di dunia yang berdosa, pilihan kita bisa salah, tapi tugas tak henti-hentinya memanggil dan politik selamanya meminta. Kita mungkin gagal. Meski demikian, tetap ada yang berharga yang kita perkelahikan.
    (Cuplikan dari Catatan Pinggir Gunawan Muhammad/Tempo, 08 Juni 2009).
    Sebagai masyarakat yang menjadi obyek pecatur poltik, keadaan memaksa saya harus memahami perilaku para pelakunya, bukan ingin menjerat kekuasaan atau menjala kehidupan melaluinya.

    Dan dengan adanya Pilkada ini saya mulai menulis, belajar berpikir dalam rangkai kata, merajut duga dibalik kata.

    Selamat Bagi Para Pemenang, Salam Buat Para Simpatisan, Salut Buat Para Petarung, Terima Kasih Buat Para Sponsor. Anda semua telah mebuat Tangsel bersinar dan kami pun bangga menjadi penghuninya.

    :)

    cahPamulang

    Pamulang, dini hari
    (menunggu hasil Real Count dengan harapan ada keajaiban diesok hari walau itu mustahil terjadi sambil menulis setelah sekian waktu menjadi jalang tak kepalang)
    28 Feb 2011


    Notes :
    1. Wangsit penulisan, GM Quote by TI , Image 3 by AW
    2. Catatan Pilkada versi cahPamulang dan kawan ada di http://pilkadahebat.blogspot.com/
    3. FB cP Tobat dibuat sebagai ganti akun ori yang ditelan jalangnya Pilkada :)